Selasa, April 29, 2008

Setelah Tak Makan Obat, Tubuh Lebih Enak Malah

Di postingan 24 April, saya memutuskan tak makan obat lagi (glumin dan captopril), wah tubuhnya rasanya lebih enakan malah. Tak melayang-layang seperti orang kena ''mabuk'' obat. Mengapa ya?

Belum bisa saya jelaskan mengapa. Yang pasti, saya masih tetap melakukan makan nasi hanya 100 gram. Malah, itu dilakukan hanya khusus makan siang. Karena sarapan pagi, pakai quaker oats saja dua sendok. Makan malamnya, sayuran dan buah saja.

Jika pun makan malam makan nasi, atau sarapan pakai nasi goreng, tetap saja porsinya hanya masing-masing 100 gram. Dalam daftar diet saya, kan hanya boleh makan nasi 100 gram tiap kali makan.

Sore juga masih rajin main tenis meja. Minimal lima set. Uniknya, sekarang saya selalu menang. He..he...

Jumat, April 25, 2008

Hari Pertama Sukses Tak Makan Obat, Malah Puasa Juga

Kamis kemarin, sukses tak makan obat (glumin dan captopril). Tak ada lemas badan, atau pusing dan sakit di leher (itu mungkin tanda tensi naik). Malah, kemarin sukses juga puasa sunat, yang selalu saya lakukan Senin-Kamis.

Istri sempat khawatir juga, karena saya sahurnya tak makan nasi. Kebetulan terbangun jam 4 (sebenarnya ingin nonton semifinal Liga Champions, Barcelona v MU), ya udah ingat mau puasa, sahurlah (biasanya saya tak pernah sahur, jika puasa sunat). Sahurnya pakai dua sendok quaker oats dikasih gula tropicana khusus diabet. Lalu saya juga minum MDL 525 segelas. Dan tentu saja air putih. Oh ya, ada juga, dua atau tiga potong ya, pepaya.

Sore kemarin, malah saya juga ''memberanikan'' diri bermain tenis meja. Alhamdulillah, memang lima set, tapi saya tak ''segarang'' kalau tak puasa, mainnya. Lalu tepat jam enam sore, saya sudah berada di rumah, dan berbuka setelah dengar azan magrib dari masjid.

Mau tahu bukaannya? Tetap saya hanya makan nasi 100 gram, padahal istri sudah nambahin dikit. Saya kurangi. Tapi ada juga karbohidrat lain, yakni ubi kayu (singkong) yang digoreng istri. Sayurnya, tumis buncis dan wortel. Lauknya, ikan gembung. Hmm..lahap. Tak lupa juga diselingi makan buah pepaya. Jam 10 saya makan satu sendok quaker oats dan segelas MDL 525.

Hari ini, pagi telah dilalui dengan aktivitas jalan pagi. Lumayan bisa dua kali putaran lapangan bola kecil yang tak jauh dari rumah. Sarapannya, ini aneh, quaker oats dicampur susu kedelai. Saya pikir, kalau dilakukan satu per satu, pasti di lambung ketemu juga. Ya sudah, saya bikin saja satu gelas. Ha...ha...

Kamis, April 24, 2008

Maaf Dokter Danang, Saya Coba Tak Minum Obat

Hmm...atas pertimbangan kakak ipar (Kisaran, Sumut), juga telah direstui istri dan Mak (Pekanbaru)-- meetingnya via telepon dan sms-- akhirnya saya mulai hari ini tak minum obat lagi yang diresepkan dokter Danang Legowo. Alasannya, kan gula darah saya sudah turun, tensi juga tak terlalu tinggi.

Peserta rapat malam itu, heran, kok jumlah obat glumin yang harus saya minum, justru lebih banyak satu tablet saat diminum 7 april hingga 22 april. Padahal, saat diperiksa labor 22 April, gula darah puasa saya telah 116 mg/dl, dibanding sebelumnya 155 mg/dl. Lalu, mengapa justru captopril yang sebelumnya 3 tablet diminum sehari, malah jadi 2. Apa tidak terbalik?

Tapi kesimpulan utama rapat, bagaimana saya mencoba tidak tergantung obat. Tapi, harus benar-benar jalankan diet selama ini, makan nasi hanya 100 gram per hari. Lalu giat olahraga, tenis meja tiap sore.

Hmm...saya akan coba ya...

Rabu, April 23, 2008

Glukosa Turun, Tapi Tetap Dikasih Obat yang Sama?

Akhirnya hari ini, bisa berkonsultasi dengan dokter Danang dan menyerahkan hasil labor. Ternyata meski glukosa puasa saya 116 mg/dl, jauh dibanding saat periksa 7 April 155 mg/dl, saya harus juga konsumsi obat. Sama lagi, captopril dan glumin.

''Ya udah ambil aja. Captopril untuk tensi. Kalau 140 masih tinggi itu,'' ujar Kak Irma. Dia kakak ipar saya. Dia asisten apoteker. Jadi sangat tahu fungsi obat-obatan.

Saya pun berkonsultasi juga sama Mak di Pekanbaru. Kata beliau, ambil sajalah sekali ini. Istri saya juga begitu. Ya sudah akhirnya saya tebus tuh obat. Hmm....malah lebih banyak. Yang glumin 9 papan, yang captopril 6. Mungkin karena disiapkan untuk satu bulan ya?

Berat badan saya turun dari 96 kg, jadi 94, dalam waktu dari pemeriksaan 7 April hingga tadi 23 April. Dokter Danang pun minta saya tetap pertahankan cara makan saya yang hanya makan nasi 100 gram per hari, sekarang, tidak lagi tiap kali makan, 100 gram. Dia juga setuju saya terus bermain tenis meja.

Selasa, April 22, 2008

Alhamdulillah, Kadar Glukosa Saya Turun

(postingan ini dari blog utama saya; ade-syahlan.blogspot.com

Tak terkira gembira, setelah mengambil hasil labor tadi siang pukul 13.30 WIB. Ternyata kadar glukosa puasa saya sudah 116 mg/dl, hampir mendekati angka paling ideal 110 mg/dl. Beda jauh saat 7 April lalu yang mencapai 155 mg/dl. Tapi aneh juga, mengapa dokter Danang, tak minta periksa glukosa setelah makan dua jam ya?

Saya tak bisa bertanya pada dokter Danang. Ternyata, sesudah dapat hasil labor tadi, dan saya bolak-balik cari fotokopi di RSBK, dan baru melapor lagi ke pendaftaran, ternyata jadwal dokter Danang sudah habis. Dan besok saya dijadwalkan berjumpa dengan dia lagi. Hmm...nomor antrian tiga pula.

Tapi tak apa. Saya kabari hasil labor kepada istri dan ibu. Mereka mengucap syukur, alhamdulillah. Berarti juga tak sia-sia diet saya, makan nasi 100 gram setiap kali makan. Bahkan, sudah seminggu pula tidak makan nasi saat malam.

Lebih oke lagi. Ternyata kadar kolesterol saya 193 mg/dl. Sedangkan angka bagusnya untuk orang Indonesia, 200 mg/dl. Tapi angka lainnya Direct HLDC 30 mg/dl dan LDL 132 mg/dl, saya belum mengerti. Ini sambil postingan, lagi search juga ke mbah google.

Mau tahu saya berdiet sehingga berhasil mengurangi glukosa darah, silakan baca blog saya diabetesku.blogspot.com

Darah Diambil, Nunggu Hasil Labor Lagi Nih

(Sumber dari blog utama saya: ade-syahlan.blogspot.com)

Periksa labor yang kedua, saya lakoni pagi ini. Persiapannya lengkap, jam 7.30 keluar rumah, singgah dulu beli lontong pecel di Tiban Mcdermott. Lalu baru tancap gas ke RSBK. Jam 8.12 sudah diambil darah oleh perawat yang sama tanggal 7 April lalu. ''Bapak udah boleh makan sekarang. Nanti jam 11 hasilnya sudah bisa diambil.''

Hmm...saya pikir, saya lupa, saya pikir bisa langsung ketemu dokter Danang. Tes darahnya, kan perlu waktu juga ya. Tapi syukurlah, tak ada lagi pemeriksaan darah sesudah dua jam makan. Berarti, saya bisa konsultasi dengan dokter Danang setelah saya dapatkan hasil labor, yang mau saya ambil sesudah makan siang saja nanti.

Dalam perjalanan ke kantor. Dua teguk air mineral Aqua, telah membuka puasa yang saya lakukan sejak pukul 21.30 WIB malam tadi. Dan sambil postingan ini, saya menikmati lontong pecel. Saya kira, ini masih sesuai standar, karbohidrat 100 gram, dan ada tempe tahu dan sayurnya lagi. He..he..he...

Mau menikmati gaya hidup saya setelah dicalonkan jadi penderita diabetes? Klik saja diabetesku.blogspot.com

Senin, April 21, 2008

Sudah Tes Kencing, Tak Dikerubungi Semut Tuh

Wah lupa nih. Karena tak langsung posting. Tapi kira-kira Jumat 18 April malam, saya tampung kencing ke botol aqua, lalu saya tempatkan di ruangan belakang rumah. Malah, ada juga kencing itu saya letakkan di tutup botolnya. Ternyata dalam malam hingga pagi hari, tak ada semut yang mengerubungi. Pertanda, saya sudah terbebas dari diabetes?

''Iya iyalah. Kalau gula darahnya masih di bawah 200, belum akan dikerubungi semut,'' kata adik saya, yang datang ke rumah malam kemarin.

Sebenarnya, sudah lama saya tahu, cara sederhana untuk mengetes, kita sudah kena diabetes atau tidak. Ya, dari ada atau tidak dikerubungi semut. Karena kami ada juga famili yang seorang paramedis. Tapi makin saya coba, setelah baca buku Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes karangan Askandar. Besok, saya ketemu dokter ini lagi, semoga benar-benar oke hasil tes saya. Amien

Jumat, April 18, 2008

Pagi Ini Sarapan Quaker Oats

Siang kemarin, jadi juga makan nasi bungkus. Wuih, gembung sekali perut. Apa karena saya sudah terbiasa makan nasi hanya 100 gram ya? Apa cacingnya, sudah terbiasa 100 gram saja terima nasi?

Pagi ini, sudah belajar sarapan pagi pakai Quaker Oats. Lama milihnya memutuskan beli malam kemarin. Karena ada dua warna. Ada biru dan merah. Rupanya, yang merah tanpa dimasak. Sedangkan biru harus dimasak. Dan satu lagi, kalau di Batam, ada Quaker Oats yang dari Jakarta, sama yang dari Malaysia. Tapi yang dari Malaysia harganya lebih murah. Jadi yang saya pilih yang dari Malaysia (maaf ya, tak mencintai produksi dalam negeri. Eh itu produksi negeri sendiri, atau hanya sekedar penyalurnya saja ya alias distributor).

Dan pagi ini pun, saya dapat tips dari sahabat yang sudah bertahun makan Quaker itu. Inilah petikan chating saya dengannya.

tghimansantoso: ASSALAMUALAIKUM WR.WB
pondok pulsa: www
pondok pulsa: wah pagi nih
tghimansantoso: BIASA JAM 7.30 SUDAH DI OFFICE PAK
pondok pulsa: tak ngantar anak sekolah lagi?
tghimansantoso: SEKALIAN ANTER KE OB TRUS KE PENUIN
pondok pulsa: oo gitu
pondok pulsa: pak, pagi ini saya mulai sarapan dengan QUAKER OATS
tghimansantoso: ITU DULUAN JAM 6.30 HE..HE..
tghimansantoso: HE..HE...UNTYUK SERAP KOLESTEROL KAYAK SPON
tghimansantoso: YANG PENTING JANGAN BOSAN...
pondok pulsa: udah pernah coba itu pak...
tghimansantoso: SUDAH SEJAK 2-3 TAHUN YANG LALU...MASIH SERING SIH PAK
pondok pulsa: bagaimana bapak cara makannya....jadwalnya...
tghimansantoso: KADANG BOSAN BERHENTI...KARENA MUNGKIN NEK KALI YA
tghimansantoso: ITU UNTUK PAGI AJA PAK.....KALAU SIANG ATAU MALAM TAK KENA SAMA SAYA HE..HE..
pondok pulsa: tapi bolehkah, siang dan malam kita makan?
BUZZ!!!
tghimansantoso: boleh kalu tak bosen he..he...sekalian aja makaan seharian he..he..jadi kayak orang belanda
tghimansantoso: ntar lemes pak....
pondok pulsa: sebab, saya baca kotak yang buatan Malaysia, tak ada kapan di makan
pondok pulsa: tapi kalau di iklan tv Indonesia, katanya utk sarapan pagi
tghimansantoso: memang cocok untuk sarapan...ditambah susu cair makannya
tghimansantoso: atau milo cair
tghimansantoso: tapi pernah satu bulan continue...badan lemes juga pak..kayak kurang tenaga
pondok pulsa: tadi saya pakai air panas aja pak
pondok pulsa: ooo pakai susu juga ya?
tghimansantoso: KALAU TAK DIKASIH APA-APA WAH...TAPI COBA AJALAH PAK...
pondok pulsa: iya, lain rasanya tadi...
pondok pulsa: nanti saya mau beli gula TROPICANA, atau susu cair atau milo seperti bapak tadi
tghimansantoso: TAPI SUSU DAN MILONYA JANGAN BANYAK-BANYAK BIAR SEKEDAR UNTUK BAU-BAU SELERA AJA
pondok pulsa: oke

Kamis, April 17, 2008

Tips dari Teman Milist di Bandung

DH,

mas.. coba buah sawo yang sebesar jempol kaki, ambil sekitar 4 buah
trus dibelah 2 trus direbus dengan air secukupnya hingga matang.
Tiriskan dan ambil airnya, minum 2x sehari.

atau juga bisa dengan biji mahogani, dimakan 1x sehari.

Solusi yg terakhir ada beberapa yg cocok, tapi dari pengalaman banyak
orang, terlalu keras untuk lambung.
Kadar gula darah memang menurun drastis, tapi berdampak pada lambung
dan kondisi badan yg jadi lemas.

semoga bermanfaat..

--
Best regards,
Prio Harry C
JPG Tech

Makan Nasi Bungkus Hari Ini?

Hmm...ada tawaran menggoda hari ini. Teman-teman kantor ngajak makan nasi bungkus. Katanya, ada kelebihan dana dari acara yang dibuat. Jadi, tanda pembubaran panitia, makan nasi bungkus bersama.

Haruskah saya lahap? Hmm...perut pun keroncongan saat postingan ini. Sudah hampir jam 12 siang. Ayo...bagaimana ini?

Rabu, April 16, 2008

Tak Lahap Nasi Lagi Jika Malam

Sudah lebih tiga malam ini, nasi tak lagi jadi menu makan malam. Malah, bisa disebut, saya tak makan malam lagi. Tapi tetap saja, sisa sayur yang dimasak istri, malam itu saya lahap. Temannya, biasanya ada tahu atau tempe. Juga lauk ikan goreng jika masih ada. Sayang kan, jika tak dihabiskan dan tergeletak saja di dalam tudung saji?

Selasa, April 15, 2008

Mengapa Masih Mudah Mengantuk?

Sudah mengurangi makan nasi, telah mengkonsumsi obat, mengapa masih mengantuk? Mengantuk itu terjadi sekitar jam 12.30 hingga saya sampai ke rumah. Apa kena AC mobil ya? Kebetulan ada yang nyupiri. Atau sesudah makan siang, sekitar 14.00 dan hingga sampai ke kantor lagi. Ada apa?

Nah, sebelum memposting ini 11.55 WIB, juga bawaannya ngantuk. Apakah gula darah saya naik atau malah turun? Ini kejadian hampir mirip sebelum saya dipastikan sebagai calon penderita diabetes. Aneh, masak di saat lapar, saya bisa malah mengantuk? Bukanlah kalau lapar, tak bisa tidur?

Senin, April 14, 2008

Belum Puasa Senin-Kamis

Tadi subuh, ragu-ragu mau lanjutkan puasa atau tidak. Karena, gagal bangun sahur. Kepikiran, makan obatnya, jadi tak tepat. Kalau sahur, kan bisa tetap jadi 3 x 1 hari.

''Ya, udah. Tak usah puasa saja.'' Kata istri, lalu segera menyiapkan nasi goreng.

Saya masih tetap makan nasi goreng, sarapan paginya lho. Tapi tetap sedikit. Hanya 100 gram. Oh ya, saya juga masih tetap membiasakan pagi hari sebelum sarapan untuk minum susu MDL 525. Itu, susu yang lagi ngetop itu. Berbahan kacang kedele murni.

Selain pagi, juga saya minum malam hari. Kalau malam penting, untuk mengganjar perut, agar benar-benar tak makan malam. Atau tidak makan nasi lah.

Minggu, April 13, 2008

Pagi Lontong Pecel, Sore Mie Ayam

Menyalahikah? Sarapan pagi, lontong pecel. Dikit sih, sipenjual ngasih, tapi harganya lima ribu. Sebelumnya banyak, tapi harga 6 ribu. Apa strategi dia? Tak pentinglah, tapi menyalahi anggaran 100 gram makan nasikah?

Lalu sore hari, makan mie ayam pak de, yang lewat depan rumah. Terjadi, karena istri kasihan pada saya. Namun telah dikuranginya dari jatah satu mangkok.

Tapi siang makan nasi emang tetap 100 gram. Sedangkan malam, tak ada makan nasi lagi. Udah tiga hari, masuk malam ini, tanpa nasi. Tapi malam ini, tetap makan tiga potong bakwan jagung yang dikasih tetangga depan. Yang ini istri tetap ngomel.

Cukup, atau berlebihkah kalori 2.100 yang harus saya penuhi?

Sabtu, April 12, 2008

Makan Siang Kelebihan Nasi 100 Gram

Hmm...makan siang hari ini, pasti dah, kelebihan nasinya 100 gram. Karena kelaparan, makan siang sambil rapat di lantai enam Graha Pena, Batam dilakukan. Waktunya pun udah telat, 13.20 WIB. Apalagi ini nasi kotak dari Rumah Makan Pak Datuk.

Sebenarnya sih, nasi kotak dijamin sedikit lebih sedikit ketimbang nasi bungkus. Tapi saya kan sudah ditakar 100 gram. Makanya, malam ini bertekad tak makan nasi. Sore tadi pun, jam 4, saya lahap sayur daun kacang panjang yang dimasak bersantan oleh istri. Ini saya lakukan dengan menganggap pengganti snack.

Pastilah, dokter Danang tak setuju dengan ''konsep'' saya itu. Saya beranggapan, sebagai calon penderita diabetes, saya sah saja makan agak berlemak sedikit. Asal saja saya bisa menghindari nasi yang banyak. He...he...he...

Jumat, April 11, 2008

Pagi Ini Lupa Makan Obat

Pagi ini lupa makan obat Captopril dan Glu...(apa ya, maaf lupa). Captopril untuk tekanan darah. Glu..itu tentu saja untuk menurunkan glukosa. Tadi lengah sih, sesudah makan mie goreng yang ditakar juga oleh istri (kurang 100 gram kayaknya), jadi lupa makan obat.

Berpengaruhkah pada saya? Padahal, Captopril itu dimakan 3 x 1 tablet. Sedangkan Glu.. 1 x 2 tablet. Tapi yang jelas, jam 10 lewat ini, saat postingan, perut sudah melilit. Sama persis deh dengan kemarin. Tapi hari ini saya tak bawa roti jagung (padahal sudah dibawa istri). Juga tak ada yang membawakan gorengan tahu atau tempe lagi. Lapar...

Tapi makan siang nanti, seusai Jumatan, saya akan tetap berusaha fokus, makan nasi hanya 100 gram tiap sesi makan. Saya akan perbanyak sayur dan sesudah itu makan buah.

Sory ya...postingan dihentikan, perut sudah melilit sekali nih. Haruskah saya makan kue yang ada di ruangan kerja saya, yang sebenarnya untuk tamu itu? Maaf ya...

Kamis, April 10, 2008

Makan Nasi Hanya Boleh 100 Gram

''Tak usah terlalu dipikirkan. Santai aja. Yang penting nasi dikurangi.''

''Kalau ayah bisa makan nasi di takar begini terus, nanti kalau dikasih banyak, bisa-bisa nolak. Kan jadi terbiasa.''

Kalimat pertama dari mak. Dia sudah sukses membuat papa, turun glukosanya. Kini, dia yang kasihan lihat papa, yang sangat tahan berpantang makan gulai apalagi rendang. Maklum, kami yang melayu, makanya memang seperti itu, ada santan.

Kalimat kedua, itu istri saya. Tentu saja dia sudah mendapatkan pesan dari mertuanya (mak saya). Sejak awal, memang istri saya wanti-wanti soal makan nasi. Karena itu, setelah diperiksa glukosa saya tinggi (sedang puasa 155 dan tidak puasa 190), dan disebut dokter Danang sebagai calon penderita diabetes (lihat blog ade-syahlan.blogspot.com), maka, niat untuk sedikit makan nasi, jadi fokus sekarang.

''Timbang ke rumah Buk Yugus dulu. Berapa banyaknya 100 gram.'' Istri membawa piring dan mangkok kecil. Selanjutnya, dia sudah tahu takaran nasi untuk saya. Setiap kali makan, mulai dari pagi, makan siang hingga malam, masing-masing saya ditakar 100 gram untuk nasi.

Sedangkan yang lain, hanya dibatasi, tidak banyak. ''Goreng-gorengan boleh. Tapi dikit. Satu aja, misalnya tahu. Minum teh juga boleh, tapi gulanya dikit. Lebih baik lagi gulanya tropicana.'' Istri saya, membuat peraturan.

Tapi memang, meski sudah sarapan pagi (sekitar jam 7 kurang), saat jam 10, perut sudah terasa lain. Utamanya hari kedua saya mulai ''bertakar ini''. Tapi saya tetap merasa beruntung. Karena saya bukan perokok, jadi kurang suka kopi. Dan juga tak senang teh. Saya ngeteh jarang sekali. Nah, nasi itulah yang sering banyak.

Hm...mm...saya siap-siap pulang dulu ya. Perut sudah makin melilit nih, meski tadi ada teman kantor bawakan tahu dan tempe goreng, karena dia melewati gorengan dekat Kantor Camat Lubukbaja tadi.

Doakan ya, saya berhasil melewati diet makan nasi ini....

Senin, April 07, 2008

Penyebab Diabetes

Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.


Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).[3] Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu:
Plasma vena <110 110 - 199 >200
Darah kapiler <90 90 - 199 >200
Kadar glukosa darah puasa:
Plasma vena <110 110 - 125 >126
Darah kapiler <90 90 - 109 >110

sumber: wikipedia

Apa Itu Diabetes?

Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis"[2]) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.[3]

Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

sumber; wikipedia